![]() |
Misri, warga Jambi yang turut dijadikan tersangka dalam kasus Kompol Yogi membunuh Brigadir Nurhadi. Foto: Dok. Istimewa |
Jambi, J24-Disebutkannya seorang perempuan berinisial M asal Danau Sipin Kota Jambi sebagai satu dari 3 tersangka kasus polisi bunuh polisi di Nusa Tenggara Barat (NTB), membuat warga penasaran siapa perempuan tersebut. Kasus yang menewaskan Brigadir Muhammad Nurhadi, dengan tersangka dua seniornya, yaitu Kompol Yogi dan Ipda Haris Candra, kini jadi sorotan Nasional, percis dengan kasus Sambo dulu.
Ditreskrimum Polda NTB menahan Kompol I Made Yogi Purusa Utama alias Kompol Yogi dan Ipda Haris Candra, Senin 7 Juli 2025. Keduanya menjadi tersangka dalam kasus kematian anggota Bidpropam Polda NTB Brigadir Muhammad Nurhadi.
Dalam kasus ini, justru ada seorang wanita yang telah lebih dulu jadi tersangka dan ditahan. Belakangan diketahui, wanita ini bernama Misri Puspita Sari, wanita asal Danau Sipin Kota Jambi yang berusia 23 tahun.
Dari informasi yang diperolah, Misri ini merupakan anak yatim yang menjadi tulang punggung keluarga bagi ibunya dan lima orang saudaranya. Namun, kehidupannya berubah drastis setelah dirinya terseret dalam pusaran kasus kematian Nurhadi yang belakangan diungkap sebagai pembunuhan.
Keterlibatan Misri bermula dari pesta di sebuah vila mewah di Gili Trawangan yang diadakan oleh Kompol I Made Yogi Purusa Utama, atasan almarhum Nurhadi di Propam Polda NTB.
Malam itu, pesta dihadiri oleh Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra, Misri, Nurhadi, dan satu perempuan lainnya. Diduga kuat, pesta tersebut menjadi awal dari peristiwa yang menewaskan Nurhadi.
Lalu siapakah Misri ini? Dikutip dari https://kumparan.com, Misri adalah seorang wanita yang memang tinggal di Jambi. Sosok perempuan itu akhirnya terungkap. Dia adalah Misri Puspita Sari, berusia 23 tahun, yang menerima bayaran Rp 10 juta dari Kompol I Made Yogi Purusa Utama, untuk menemani Yogi berpesta dan bermalam di vila di Gili Trawangan, NTB.
Pada November 2025 nanti, Misri akan genap berusia 24 tahun. Misri hanya lulusan SMA, tapi tergolong siswi berprestasi. Ia anak yatim yang berasal dari keluarga sederhana.
Dulunya ayah Misri adalah buruh dan penjual ikan. Selepas kepergian sang ayah, Misri hidup sebagai tulang punggung keluarga, menghidupi ibu dan 5 saudaranya seorang diri.
![]() |
Misri, warga Jambi yang turut dijadikan tersangka dalam kasus Kompol Yogi membunuh Brigadir Nurhadi. Foto: Dok. Istimewa |
Perkenalan dengan Yogi
Pengacara Misri, Yan Mangandar Putra, mengungkapkan bagaimana kliennya bisa mengenal Yogi. "Mereka sudah kenal dari tahun 2024 tapi sepintas saja, Yogi dulu sempat dekat sama perempuan di Jakarta temannya Misri," ujar Yan, kepada kumparan, Selasa (8/7/2025).
Tiba-tiba suatu ketika, Yogi mengirimkan pesan ke Instagram Misri. Percakapan berlanjut ke WhatsApp, hingga kemudian percakapan tanggal 15 April 2025—sehari sebelum pembunuhan.
"Tanggal 15 itu Yogi mengontak Misri, membujuk 'Ayo ke Lombok, temani saya liburan di sini sama di Gili Trawangan'," ujar Yan. Misri pun menyanggupi untuk ke Lombok.
"Dengan kesepakatan, semuanya ditanggung Yogi, akomodasi, transportasi, dan juga biasa jasa Rp 10 juta satu malam," ujar Yan.
Sesampainya di Lombok, Misri dijemput Nurhadi. "Nurhadi itu sopirnya Yogi," kata Yan. Usai diantarkan Nurhadi, Misri pun melihat telah ada tiga orang: Yogi, Haris, dan seorang perempuan yang menemani Haris bernama Melanie Putri—bukan istri Haris.
"Jadi Yogi sewa Misri, Haris Chandra sewa Melanie Putri," ujar Yan. "Sedangkan si almarhum enggak ada perempuan yang dia sewa, dia hanya jadi sopir," lanjut Yan.
Pesta Narkoba
Pelaku dan korban sempat pesta narkoba. Merka mengkonsumsi obat penenang Riklona dan Inex. "Mendekati malam, mereka mulai party-nya. Semuanya konsumsi obat. Jadi ada dua jenis obat, yang pertama obat penenang Riklona, dikonsumsi masing-masing satu biji," ujar Yan.
"Nah kemudian Inex, masing-masing setengah biji. Akhirnya mereka fly, hilang kesadaran," kata Yan. Riklona dibeli Misri di Bali, setelah Yogi menyuruhnya dan mentransfer uang Rp 2 juta; sedangkan Inex dibawa oleh Yogi.
Pengakuan soal Masalah Wanita
Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, mengatakan pembunuhan ini dipicu korban merayu teman wanita salah satu tersangka. Informasi penting disajikan secara kronologis. "Ada peristiwa almarhum mencoba untuk merayu dan mendekati rekan wanita salah satu tersangka, itu ceritanya. Diduga merayu dan itu dibenarkan oleh saksi yang ada di TKP," kata Syarif lewat keterangannya, Senin (7/7/2025).
Para pelaku, lanjut Syarif, kemudian terlibat keributan dengan pelaku. Ia diduga dianiaya, dibiarkan di kolam dalam kondisi pingsan hingga tewas.
Sementara itu, pengacara Misri, Yan, mengatakan Nurhadi sempat mencium Melanie Putri, perempuan yang dibawa Haris.
"Saat semua mengalami kondisi kurang sadar, Misri sempat melihat Nurhadi mendekati sampai menciumi Melanie Putri di atas kolam. Misri menegur Nurhadi dengan mengatakan 'Jangan begitu, itu cewek abangmu'," ujar Yan.
Tak berselang lama, Haris dan Melanie Putri kembali ke kamar mereka (di hotel sebelah). "Yogi ke kamar tidur-tiduran, sedangkan Misri duduk di sekitar kolam," ujar Yan.
Sempat Rekam Nurhadi
![]() |
Tangkapan layar video yang direkam Misri. Video ini menunjukkan Nurhadi di berendam di kolam. Dok: Ist. |
Misri sempat merekam Brigadir Nurhadi sebelum tewas. Itu adalah momen terakhir Nurhadi terlihat masih hidup, sebelum kemudian ia ditemukan tewas dengan kondisi penuh luka bahkan hingga tulang lidahnya (hyoid) patah akibat dicekik.
Pada video, tidak terdengar jelas gumaman Nurhadi. Ia hanya berendam dengan santai, tidak nampak gelagat mencurigakan. Di kolam tersebut, Nurhadi hanya sendirian.
Yan Mangandar Putra, pengacara Misri, mengatakan saat itu kliennya dalam kondisi mabuk atau fly. Dia melihat Nurhadi bertingkah lucu sehingga merekamnya.
"Pukul 19.55 WITA, Misri membuat video 7 detik karena dia kan di bawah kesadaran, tiba-tiba melihat korban (Nurhadi) di kolam 'Kok lucu?'. Jadi video tersebut membuktikan kondisi korban masih sehat pukul 19.55 WITA," kata Yan kepada kumparan, Selasa (8/7/2025).
Video tersebut menjadi salah satu kunci dalam mengungkap kasus pembunuhan ini. "Klien saya tidak bisa mengingat jelas kejadian setelah pukul 19.55 WITA. Dia sempat bangunkan Yogi, kemudian masuk ke kamar mandi cukup lama, lebih dari 20 menit. Kejadian sesaat sebelum masuk kamar mandi dan kejadian sesaat setelah keluar dari kamar mandi, dia benar-benar enggak bisa ingat," ujar Yan.
"Sedangkan di waktu itu adalah waktu yang dimungkinkan meninggalnya korban antara pukul 20.00 sampai dengan 21.00 WITA," kata Yan.
![]() |
Kompol I Made Yogi Purusa Utama semasa menjabat Kasat Reskrim Polresta Mataram. Foto: Instagram/@polresta_mataram/ |
Pengacara Kompol Yogi Bantah Bunuh Nurhadi
Hijrat Prayitno, pengacara Kompol I Made Yogi Purusa Utama, membantah bahwa kliennya membunuh Brigadir Nurhadi. "Justru Kompol Yogi yang mengangkat korban dari dasar kolam, memberikan bantuan CPR (Resusitasi Jantung Paru)," kata Hijrat saat dihubungi, Selasa (8/7/2025).
Menurut Hijrat, tindakan Yogi membuat Nurhadi masih hidup. "Masih hidup itu, kemudian dipanggil dokter dari klinik," ujarnya.
"Menurut dokter, saturasi korban masih 42, lalu dilakukan langkah penyelamatan selanjutnya yaitu membawa korban ke klinik," kata Hijrat.
Dari hotel, jarak klinik itu sekitar 1 kilometer. "Yang bawa itu orang-orang hotel sama dari klinik. Akhirnya klien kami menyusul ke sana, dan pukul 22.15 (WITA) korban dinyatakan meninggal," ujar Hijrat.
Hijrat menjelaskan bahwa orang yang pertama melihat Nurhadi tenggelam adalah Misri, yang kemudian membangunkan Yogi yang sedang tidur di dalam kamar vila.
"Saksi yang pertama melihat adalah saksi berinisial M (Misri), yang membangunkan Yogi, 'Bang ada ini (tenggelam)'. Yogi langsung kaget, kan baru bangun, refleks menyelamatkan," ujar Hijrat. (J24-Berbagaisumber)
0 Komentar