Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Etika Antar Bos Dan Pegawai Yang Sejalan Dengan Kaidah Islam

Foto Ilustrasi (Gubernur Jambi H Al Haris). (Dok)
Oleh : Novita Angraini (Magister Ilmu Ekonomi UNJA)

J24-Islam memandang bekerja adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Karena dengan bekerjalah, seseorang akan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya serta keluarganya dan dapat memberikan maslahat bagi masyarakat di sekitarnya. Oleh karenanya Islam bahkan mengkategorikan bekerja sebagai ibadah, yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Didalam dunia kerja sudah pasti ada yang dinamakan bos dan pegawai, dalam hubungan antara bos dan pegawai ini sudah pasti diharapkan adanya hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antar kedua belah pihak.

Seorang bos hendaknya bertanggung jawab dan memberikan teladan yang baik kepada setiap pegawainya. Selain itu, seorang atasan juga berkewajiban membimbing dan memotivasi para bawahannya, agar mereka sebagai bawahan menjadi semangat dalam bekerja, dan merasa tidak dikucilkan dari lingkungan kerjanya. Sebaliknya, bawahan berkewajiban melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya dengan sebaik mungkin sesuai tugas dan fungsi demi kemajuan organisasi.

Untuk menjaga keharmonisan itu tetap terjaga maka ada beberapa hal yang sudah seharusnya dilakukan seorang Bos kepada pegawainya sesuai dengan kaidah Islam seperti:

1.    Memberikan kemudahan kepada pegawai

Seorang Bos atau atasan sebaiknya jangan membuat peraturan yang bertentangan dengan agama Islam atau bertentangan dengan kewajiban yang telah Allah tetapkan. Sudah seharusnya seorang Bos memberikan kemudahan untuk setiap pegawainya dalam beribadah seperti melaksanakan sholat dan puasa.

Seperti yang dikatakan Umar bin Khatab kepada para Walinya, “Ingatlah bahwa perkara yang paling penting bagiku adalah sholat. Ingatlah bahwa tidak ada yang paling berharga dan tidak ada keberuntungan dalam Islam bagi orang yang tidak sholat.” Kemudian Ia menambahkan, “Siapa yang kehilangan sholatnya, maka rusak pula perbuatan yang lainnya.”

Maka dari itu setiap pimpinan perusahaan hendaklah memilih pegawai dengan sebaik-baiknya.

Sesuai dengan Firman Allah SWT:

إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ

“Karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (Al-Qashash:26).

Seorang Bos juga seharusnya tidak menyulitkan pegawai dalam hal izin cuti untuk hal-hal yang darurat dan penting sebagainya. Karena pasti setiap manusia punya kepentingan mendadak yang tidak bisa diterka, maka sudah seharusnya seorang bos memudahkan urusan pegawainya.

2.    Menunaikan hak pegawai

Hendaknya seorang Bos menunaikan hak-hak pegawai yang telah disepakati sebelumnya, segera setelah ia menyelesaikan tugasnya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW.

.أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

Artinya “Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibnu Majah, shahih)

Kemudian Rasulullah SAW kembali bersabda:

Allah SWT berfirman, “Ada tiga macam orang yang langsung aku tuntut pada hari kiamat: Orang yang membuat perjanjian atas nama-ku lalu ia langgar, orang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasil penjualannya dan orang yang mempekerjakan orang lain, yang orang itu telah menyempurnakan pekerjaannya, tetapi ia tidak memberikan gajinya (upahnya).”

Menunda penurunan gaji pada pegawai padahal mampu termasuk kezholiman. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ

Artinya, “Menunda penunaian kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezholiman” (HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564).

Maka dari itu seorang bos harus segera membayarkan gaji atau upah pegawai sesuai tanggal yang telah disepakati tanpa menunda-nunda agar tidak mendzolimi para pegawainya apalagi yang sangat membutuhkan dan mengharapkan gaji untuk membeli makan atau keperluan  lainnya.

3.    Amanah dan Bertanggung Jawab Terhadap Pegawai

Seorang pemimpin atau yang disebut Bos tentu mempunyai amanah dan tanggung jawab yang harus ia laksanakan untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahan yang ia pimpin. Dalam Islam setiap manusia yang terlahir di muka bumi ini merupakan seorang pemimpin yang memimpin umat ini kepada Allah SWT. Semakin banyak orang yang dipimpinnya semakin berat pula beban yang dipikulnya. Seorang pemimpin juga harus memberikan pemahaman kepada anggotanya bahwa amanah yang dipikul ini akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Apakah ketika mengemban amanah pernah mendzolimi orang atau tidak. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ 

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya”

4.    Menjaga hak-hak pegawai yang sudah tiada (wafat)

Sudah seharusnya seorang Bos tetap memberikan hak-hak pegawai yang sudah tiada (wafat) jika belum dituntaskan hak-haknya selama dia hidup apalagi jika dia sudah bekerja dengan sepenuh hati, jika upahnya belum dibayarkan maka segeralah dibayar atau diberikan kepada keluarga kerabat yang masih ada. Jika haknya berupa sebuah keuntungan yang terus bertambah maka keuntungan tersebut juga harus diberikan kepada keluarganya yang ditinggalkan untuk membantu meringankan beban mereka. Jika seandainya tidak mengetahui dimana ahli waris atau keluarga pegawai tersebut berada maka hendaknya Bos memberikan sedekah senilai gaji pegawai itu atas nama pegawai tersebut.

5.    Tidak boleh memperkerjakan seseorang untuk suatu hal yang diharamkan

Sesuai Firman Allah  dalam surah Al-Ma’idah ayat 2 yang mempunyai arti: :

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

 

SUMBER:

Al-Quran Surah Al-Qashash ayat 26

Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 2

HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564

https://aktual.com/hubungan-antara-atasan-dengan-bawahan-sesuai-kaidah-islam/

https://aktual.com/etika-atasan-dan-bawahan-menurut-islam-1/


Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar