Jambi, J24-Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, suara-suara tradisi kerap tenggelam oleh hiruk pikuk zaman. Namun di Kota Jambi, suara itu justru kembali menguat. Pada Sabtu, 15 November 2025, Aula Rumah Dinas Wakil Wali Kota Jambi menjadi saksi bagaimana generasi muda Horas Bangso Batak (HBB) berkumpul untuk meneguhkan ikatan budaya melalui sebuah Seminar Adat Batak yang berlangsung penuh semangat.
Acara ini bukan sekadar seminar, melainkan ruang perjumpaan antara nilai, akar, dan masa depan. Generasi muda dari berbagai marga dan puak Batak duduk bersama, berdiskusi, mempertanyakan, dan menghidupkan kembali identitas yang mereka warisi dari leluhur.
Kegiatan yang mengambil tema “Kesadaran Pemuda Pemudi HBB Mengapresiasi Budaya Batak, Mengisi Kota Jambi Bahagia” ini memperlihatkan bahwa budaya bukan hanya ritual, tetapi energi yang hidup dalam benak dan tindakan kaum muda.
Dengan jumlah peserta mencapai 66 orang, yang datang dari berbagai puak Batak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, hingga Pakpak, seminar ini menjadi arena dialog lintas sub-kultur Batak. Keragaman yang hadir bukan memisahkan, melainkan mengikat dalam semangat Horas yang satu.
Pembukaan yang Menghangatkan: Pemerintah Hadir Mendukung Pelestarian Budaya
Wakil Wali Kota Jambi, Diza, yang sejatinya dijadwalkan membuka kegiatan, harus menghadiri agenda mendadak di luar kota. Namun kehadiran pemerintah tetap terasa kuat melalui Kepala Kantor Kesbangpol Kota Jambi, Raden Jufri, yang mewakilinya membuka seminar secara resmi.
Dalam sambutan yang dibacakannya, lahir pesan penting bagi generasi muda HBB, “Adat, budaya, serta kerukunan pemuda HBB adalah pilar penting untuk mengisi pembangunan Kota Jambi Bahagia,” tegasnya.
Pemerintah Kota Jambi menilai bahwa ruang seperti seminar ini sangat strategis dalam memperkuat identitas pemuda di tengah keberagaman masyarakat kota.
Raden Jufri tidak hanya sekadar membuka acara. Ia juga memberikan motivasi kepada peserta seminar agar terus menghayati warisan budaya Batak sebagai identitas yang membentuk karakter.
“Generasi muda Batak perlu ruang untuk mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Dari budaya lahir semangat dan identitas bangsa,” ujarnya.
Pernyataan ini seakan mengingatkan bahwa budaya bukan beban masa lalu, tetapi fondasi masa depan. Dalam setiap nilai yang diwariskan, seperti Dalihan Na Tolu, marsialap ari, atau falsafah marsiadapari, terdapat kearifan yang relevan dengan kehidupan modern.
Suasana Seminar: Hidup, Dinamis, dan Kaya Perspektif
Sejak registrasi dibuka pukul 08.00 WIB dan pembukaan dimulai pada 08.30 WIB, aula telah dipenuhi energi anak muda. Peserta tidak sekadar duduk mendengarkan, tetapi terlibat aktif dalam sesi diskusi, saling bertanya, mengkritisi, dan membangun pandangan bersama tentang peran budaya Batak di era kekinian.
Beberapa topik yang mendapatkan sorotan antara lain : Relevansi Dalihan Na Tolu bagi generasi Z, tantangan menjaga identitas Batak di perantauan, Peran Pemuda Batak dalam pembangunan Kota Jambi, Seni sebagai media pelestarian budaya.
Antusiasme peserta menunjukkan adanya kegelisahan sekaligus harapan, mereka tidak ingin budaya Batak sekadar menjadi cerita lama, tetapi identitas yang tetap hidup dalam praktik sehari-hari.
Kota Jambi adalah rumah bagi beragam etnis, termasuk komunitas Batak yang cukup besar. Dalam dinamika multikultural ini, budaya menjadi jembatan penghubung sekaligus pemersatu. Kegiatan HBB seperti seminar ini menjadi wadah penting untuk memperkenalkan nilai-nilai Batak kepada masyarakat luas, sekaligus memperkuat kontribusi komunitas dalam kehidupan sosial Kota Jambi.
Pelestarian budaya bukan hanya tugas orang tua atau tokoh adat, tetapi juga generasi muda. Dan di aula itu, terlihat jelas bahwa tongkat estafet kini berada di tangan yang siap membawa budaya Batak tetap hidup dan relevan.
Dengan berakhirnya seminar, satu hal menjadi jelas, generasi muda HBB Jambi sedang mengalami kebangkitan kesadaran budaya. Mereka tidak hanya bangga menjadi Batak, tetapi ingin menghidupkan nilai-nilai Batak dalam kontribusi nyata untuk kota tempat mereka tinggal.
Ketua DPC HBB Kota Jambi Drs Sahala Hutagalung mengatakan, melalui kegiatan ini, HBB Jambi seolah menyampaikan pesan kepada seluruh kaum muda Batak. Dirinya juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Jambi yang mendukung acara tersebut.
Juga terimakasih kepada seluruh panitia dan peserta seminar sehingga seminar tersebut berjalan dengan sukses. Budaya tidak hanya diwarisi. Budaya harus dirawat, dihidupkan, dan dibawa melangkah menuju masa depan.(J24-AsenkLeeSaragih)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
0Komentar