Kehadiran Kesultanan Melayu Jambi tersebut menandai penghormatan atas akar sejarah berdirinya Pemerintahan Kota Jambi maupun Hari Jadi Tanah Pilih Pusako Batuah sekaligus dukungan terhadap arah pembangunan masa depan Kota Jambi.
Dalam pidatonya, Wali Kota Jambi Maulana menyoroti pentingnya mengenang asal-usul Tanah Pilih Pusako Batuah yang bermula pada 28 Mei 1401, saat Datuk Paduko Berhalo dan Puti Selaro Pinang Masak menetap di Kampung Gedang setelah mendapat isyarat dari sepasang angsa. Kisah ini menjadi fondasi berdirinya Kerajaan Jambi dan cikal bakal Kota Jambi hari ini.
Dengan mengusung tema “Kolaborasi untuk Mewujudkan Kota Jambi Bahagia,” Wali Kota Maulana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi membangun kota. Ia menekankan pentingnya persatuan, bukan hanya dalam kompetisi, tetapi juga kolaborasi, demi kebahagiaan bersama.
Sejak dilantik pada Februari 2025, Maulana dan Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha telah meluncurkan 177 program strategis dalam 100 hari pertama. Berbagai capaian signifikan turut dipaparkan, mulai dari pertumbuhan ekonomi 4,98 persen, penurunan angka kemiskinan menjadi 7,73 persen, hingga pencapaian Universal Health Coverage 100 persen.
Di sektor pendidikan, 2.070 siswa menerima beasiswa dan program Sekolah Digital mulai diterapkan di tingkat SMP. Infrastruktur juga menjadi perhatian, dengan penataan pasar, pembangunan kolam retensi, dan perbaikan jalan yang masif.
Tak hanya pembangunan fisik, Kota Jambi juga mencatat reformasi tata kelola pemerintahan. Sebanyak 300 regulasi diterbitkan, ribuan pegawai diangkat sebagai PPPK, dan tunjangan penghasilan ditingkatkan.
Wali Kota Maulana menutup pidatonya dengan seloko adat Jambi, “Bulat aek dek pembuluh, bulat kato dek mufakat, kato sorang bapecah, kato besamo mufakat,” sebagai simbol semangat gotong royong dalam membangun Kota Jambi yang lebih bahagia dan bermartabat. (J24/Red).
0 Komentar