Demo DPRD Jambi, Kapolda Irjen Pol Krisno H Siregar, SIK, MH Kalau Anarkis, Polisi Akan Tindak Tegas


Jambi, J24 - Aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar mahasiswa dan masyarakat di Gedung DPRD Provinsi Jambi, Jumat (29/8/2025), berakhir ricuh. Situasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi mencekam ketika massa merusak fasilitas kantor dewan.

Kapolda Jambi Irjen Pol Krisno H Siregar, SIK, MH menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam. Polisi, kata dia, siap bertindak tegas terhadap siapa pun yang terbukti melakukan perusakan dan tindakan anarkis.

“Kalau anarkis ya ditindak tegas. Polisi bekerja berdasarkan hukum, tidak boleh ada yang main hakim sendiri,” tegas mantan Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol), Minggu (31/8/2025).

Demo besar ini dipicu oleh dua isu utama: penolakan kenaikan gaji Anggota DPR serta buntut tewasnya seorang driver ojek online (ojol) yang terlindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta.

Massa yang berkumpul sejak usai salat Jumat itu awalnya hanya berorasi menyuarakan tuntutan. Namun menjelang sore, situasi memanas. Ribuan orang mulai merangsek ke pagar utama DPRD Jambi. Pantauan di lapangan, pagar depan jebol, kaca-kaca gedung pecah, bahkan sejumlah pintu berhasil didobrak.

CCTV di pintu masuk ikut dirusak, membuat aparat kesulitan merekam detail perusakan. Begitu masuk, massa melampiaskan amarah dengan menghancurkan fasilitas ruang sidang. Kursi terbalik, meja hancur, hingga peralatan elektronik rusak berserakan di lantai gedung DPRD Jambi. Situasi itu membuat suasana Kota Jambi mencekam hingga Sabtu dini hari.

Kapolda menegaskan bahwa polisi hadir untuk menjaga ketertiban, bukan untuk mengekang kebebasan berpendapat. Namun ia menolak aksi anarkis yang justru merugikan masyarakat luas.

Sementara itu, Pemerintah Daerah dan tokoh masyarakat Jambi menyerukan agar aspirasi disampaikan secara damai. Mereka mengingatkan bahwa kerusuhan hanya akan merusak fasilitas publik yang sejatinya dibangun dengan uang rakyat.

“Kalau rusak, yang rugi masyarakat juga. Kita ingin stabilitas tetap terjaga, agar pembangunan tidak terganggu,” ujar salah satu tokoh masyarakat.

Hingga Minggu siang, polisi masih berjaga ketat di sekitar DPRD dan kawasan perkantoran Telanaipura. Sejumlah fasilitas yang rusak telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan. Aparat juga masih mengidentifikasi pihak-pihak yang diduga menjadi provokator dalam kericuhan tersebut. (J24/Red).

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar