Polemik Mega Proyek Islamic Center Jambi dengan Anggaran Rp 150 Milyar yang Hasilnya Cuma Mesjid? Eh Malah Ditambah Anggaran Rp 13 M

Mega Proyek Islamic Center  Jambi .(IST)

Jambi, J24-Seorang aktivis senior anti korupsi Jambi, Junaidi Salim mengkritisi polemik Mega Proyek Islamic Center Jambi dengan anggaran Rp 150 Milyar yang hasilnya cuma Mesjid saja. Dimana dikatakan karena adendum- adendum sehingga terjadi keteledoran, kata Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi Muzakir) sekarang ditambah anggaran sebesar Rp 13 milyar lagi dan disahkan dan disetujui oleh DPRD Provinsi Jambi, Astaqfirullah.

"Sepengetahuan saya jika mega proyek itu dikerjakan dengan baik dan sebenarnya sesuai gambar/RAB dan yang sudah  terjadwalkan oleh kontraktor yang  profesional semestinya tidak sampai ada adendum. Karena yang namanya proyek pemerintah yang dilengkapi dengan fasilitas, sarana dan prasarana tentu  sudah dikaji dan di hitung berkali - kali dan  berlapis - lapis mulai dari perencanaan DED," ujar Junaidi Salim, Sabtu malam (14/6/2025).

"Survey harga barang/meterial dan seterusnya sampai di DPRD di hitung lagi bersama dan DPRD  pun ikut menghitung dengan rincian untuk apa saja anggaran itu di pergunakan, guna dan manfaatnya. Rapat/hering minta penjelasan terkait mega proyek tersebut, lalu angaran disetujui dan disahkan,"tambah Junaidi Salim.

Menurut Junaidi Salim, lalu masuk pelelang tender dan dihitung lagi dijadwal lagi oleh perusahaan -perusahaan konsultan yang ikut dalan lelang itu. Lalu dimasuk lagi dalam tender mega proyek itu dan di hitung lagi atau dirincikan lagi dan dijadwalkan lagi waktu selesai pekerjaan dalam berkas penawaran  perusahaan kontraktor.

"Lalu dipanggil  oleh dinas perusahaan kontraktor pemenang tender untuk tandatangan kontrak berikut surat jaminan pelaksanaan pekerjaan. Jaminan asuransi, jaminan  bank,  surat fakta integritas dan lainnya di atas materai. Ada sanksi dan hukum ditandatangan tersebut, kalau itu dikerjakan dengan profesioal tidak akan ada adendum kecuali mendadak ada bencana alam atau ada kerusuhan dan sebagai,"jelas Junaidi Salim.

Disebutkan, dari hasil pekerjaan mega proyek itu timbul rasa kekecewaan dan keprihatinan yang sangat mendalam dari masyarakat  dimana sebelum jadi  proyek ini di gembar gemborkan akan jadi kebanggan Provinsi Jambi.

"Timbul polemik, apa guna dan fungsinya DPRD Provinsi Jambi, siang malam hering/rapat anggaran, penjelasan dll. Jalan kulu kikir sana sini, sidak sidak ngabisi anggaran kalau hasilnya nol, proyek tetap jadi amburadul,"kata Junaidi Salim.

Seharusnya waktu sidak ditemukan kesalahan - kesalahan dan kecewaan atas penjelasan dari penanggung jawab pekerjaan,  beri teguran keras, kasih waktu beberapa hari ini harus diperbaiki, apa  perlu stop pekerjaan.

"Jangan omon - omon di depan kamera bae, karena kalian adalah wakil rakyat diberi mandat oleh rakyat untuk penganggaran proyek itu dan kewenangan kalian juga yang mengawasin anggaran itu untuk di pergunakan dengan sebaik baiknya  sekarang. Timbul masalah untuk apa lagi dipanggil kadisnya kalo hanya untuk minta penjelasan dan cerito ulek - ulek,"katanya.

"Bukankah sudah sangat jelas di rapat panggaran kemarin dan didokumen kontrak ada tandatangan bermaterai mempunya sanksi dan berkekuatan hukum. Seharusnya datang ke Kejati Jambi atau Polda Jambi untuk buat laporan agar kadis dan kontraktor ditangkap. Ini malah ditambah anggaran lagi. Kapan Jambi ini mau maju kalo masih banyak maling, anggaran itu dari uang rakyat untuk bangun Mesjid kalian permainkan. Kalo untuk proyek lain terserahlah mungkin kami agak dongkol sedikit karena yang kalian poya -poyakan itu bukan uang bapak kalian,"tegas Junaidi Salim. (J24-Red) 

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar