Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tren Penurunan Elektabilitas Anies Baswedan Pada Sejumlah Survey, Ini Penyebabnya Kata Pengamat

Foto Istimewa. 

Jakarta, J24-
Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan selalu berada di posisi ketiga di beberapa survei terakhir. Terbaru hasil survei Indikator Politik yang melakukan simulasi tiga nama, elektabilitas kembali mengalami penurunan jadi 18,9 persen, terpaut cukup jauh dengan Prabowo Subianto capai 38 persen dan Ganjar Pranowo capai 34 persen.

Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas yang merilis elektabilitas mantan Gubernur DKI itu hanya 13,6%.  Dalam tren di Litbang Kompas, persentase elektabilitas Anies memang sempat naik-turun, namun sejak Oktober 2021 hingga Mei 2023 ia selalu berada di bawah capres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.   

Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, menilai turunnya elektabilitas Anies karena faktor aktifnya tim Prabowo Subianto dan kinerja Presiden Joko Widodo.  

"Anies trennya masih turun, bersamaan dengan peningkatan approval rating (tingkat kepuasan publik) Pak Jokowi tapi juga bersamaan dengan peningkatan suara Pak Prabowo," kata Burhanuddin Muhtadi, dalam konferensi pers virtual, Minggu (4/6/2023). 

Peningkatan suara Prabowo yang sebelumnya 24,2 persen menjadi 25,3 persen bukan hanya karena pengaruh Jokowi, tapi juga kinerja aktif tim Prabowo.  Jadi, Burhanuddin menyebut, penurunan elektabilitas Anies dipengaruhi dari dua sisi, yakni approval rating Jokowi dan basis Prabowo yang kini kembali. 

"Faktanya basis Pak Prabowo yang sempat lari ke Anies sebagian sudah mulai balik ke kandang," lanjut Burhanuddin.

Faktor lain yang membuat elektabilitas Anies turun adalah aktifnya tim Prabowo untuk mengembalikan basis yang sempat merapat ke Anies Baswedan. 

"Membalik basis-basis lama yang sempat lari ke Anies Baswedan, contohnya Jabar dan Banten, sebelumnya kantung-kantungnya Mas Anies itu. Belakangan, balik lagi ke Prabowo Subianto," imbuh Burhanuddin. 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, membeberkan alasannya. Menurut Adi, selama 20 bulan terakhir Anies sudah kehilangan momentumnya sebagai figur oplosan. 

"Telat panas karena baru-baru ini saja lantang menyalak ke pemerintah. Mestinya itu dilakukan tahun lalu sejak dideklarasikan maju Pilpres NasDem," kata Adi kepada kumparan, Rabu (24/5/2023). 

Selain itu, kata Adi, segmentasi pemilih Anies masih sangat terbatas. Pemilihnya didominasi oleh kalangan yang marah dan benci pemerintah, sementara di sisi lain, tingkat kepercayaan kepada pemerintahan Jokowi masih sangat tinggi. (J24/**)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar