Info Terkini

10/recent/ticker-posts

DPRD Jambi Minta Pemkab Dan Pemprov Jambi Tindaklanjuti Penutupan Akses Jalan Menuju Gereja

Lokasi akses ke gereja di RT 08 Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi. Lokasinya tepat di tengah kawasan perkebunan kelapa sawit.


Muarojambi, J24- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi meminta Pemerintah Kabupaten Muarojambi dan Pemerintah Provinsi Jambi untuk menindaklanjuti laporan seorang Pendeta di Muarojambi yang akses gerejanya tertutup tembok. Pendeta (Pdt) Ruyanto Situmorang itu merupakan Gembala di Gereja Pentakosta Indonesia.

"Saya selaku Pimpinan DPRD Provinsi Jambi meminta agar Pemkab Muarojambi ataupun Pemprov Jambi segera mengambil jalan solusi atas kejadian ini. Kami ingin pemerintah bisa mengambil keputusan terbaik atas persoalan ini," ungkap Ketua DPRD Jambi, Edi Purwanto kepada wartawan, Senin (24/7/2023).

Edi Purwanto menegaskan, urusan beribadah tidak seharusnya menjadi persoalan di Jambi. Ketua DPRD Provinsi Jambi ingin masalah seperti ini dapat diselesaikan secara baik-baik. Apalagi ada keterlibatan perusahaan perkebunan sawit di sana.

"Kita ingin ada solusi yang sangat baik, tidak memberatkan satu sama lainnya. Harus ada penyelesaian yang cepat soal kejadian akses jalan (ditutup) itu," lanjut politisi PDIP ini.

Sebelumnya, Ruyanto Situmorang selaku Pendeta di Gereja Pentakosta Indonesia di Sungai Bahar Kabupaten Muarojambi menceritakan tentang akses jalan menuju gereja yang ditutup tembok. Hal itu membuat jemaat gereja harus berjalan kaki ratusan meter mencari jalan lain untuk bisa beribadah di gereja tersebut..

Ruyanto Situmorang menuturkan, sebelumnya mereka biasa beribadah di ruko yang disewa selama 7 tahun. Namun, jemaat ingin memiliki bangunan gereja sendiri sehingga mereka mengumpulkan dana untuk pembangunan gedung gereja.

Gereja itu akhirnya mulai dibangun di RT 08 Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi. Lokasinya tepat di tengah kawasan perkebunan kelapa sawit.

"Kami beli lahan itu karena jemaat gereja kami semuanya warga di Sungai Bahar. Kami beli lahan di sana agar kami tak menyewa ruko lagi untuk bisa beribadah," ungkap Ruyanto Situmorang kepada wartawan.

Pdt Ruyanto Situmorang itu mengaku sudah mendapatkan izin dari RT, warga setempat, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama. Namun kemudian ada pihak perusahaan yang menutup akses jalan menuju gereja dengan tembok.

Tak hanya itu, akses jalan alternatif lainnya juga dilubangi sehingga jemaat tidak bisa lewat. Jemaat terpaksa melewati jalan penuh semak belukar untuk mencapai gereja.

"Kami berharap jangan sampai akses yang kami lalui ini tiba-tiba ditutup lagi. Kalau ditutup, di manalah kami bisa beribadah?" pungkas Pdt Ruyanto Situmorang. (MH - Fendi Sinabutar).

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar