Kerinci, J24 - Pabrik teh Kayu Aro Kerinci Provinsi Jambi pastikan kualitas ekspor tetap terjaga melalui pengawasan ketat dan berjenjang melalui standar operasional prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

Manajemen Pabrik Teh Kayu Aro di Kerinci, Minggu (5/10/2025) menyebutkan, prosedur baku tersebut menjadi pedoman, menjaga mutu teh yang dihasilkan tetap terjaga. Sekaligus upaya merawat kepercayaan konsumen dalam dan luar negeri.

Mandor pengolahan pabrik Teh Kayu Aro, Heri Prayitno saat ditemui di kawasan pabrik beberapa waktu lalu menerangkan bahwa semua kegiatan terkait alur produksi sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh perusahaan.

Untuk menghasilkan teh berkualitas, butuh perawatan rutin, termasuk proses panen dan pengolahan yang baik. Mempedomani Standar Operasional Prosedur (SOP) yang di tetapkan oleh PTPN IV Regional 4 Jambi unit usaha Kayu Aro.

Saat melihat proses penggilingan metode Crushing Tearing and Curling (CTC), Heri menjelaskan, sebelum di cabik, potong dan giling. Pucuk teh lebih dulu melewati proses pelayuan, bertujuan mengurangi kadar air yang terkandung pada daun.

Proses tersebut memerlukan waktu antara delapan hingga sembilan jam. Kemudian daun yang sudah layu di giling menggunakan mesin penggiling otomatis. Melewati sejumlah rol silinder bergigi tajam hingga menjadi halus.

"Proses ini menggunakan teknologi mesin, pekerja yang terlibat sedikit, gigi mesin penghalus hanya bisa digunakan antara 40 hingga 50 jam. Setelah itu ditajamkan lagi pakai mesin di workshop," jelasnya.

Petugas pengambilan sampel, Elsa Lingga Pradesa, menjelaskan sebelum di kemas, teh wajib menjalani uji labor. Sesuai dengan prosedur. Teh produksi Kayu Aro berdasarkan penggolongan, ada enam cita rasa yang yang dihasilkan meliputi, Broken Orange Pecco (BOP), Pecco Fanning (PF), Broken Tea (BT), Broken Pecco (BP) dan Dust.

Semua itu memiliki rasa yang berbeda meski sama-sama digolongkan teh hitam. Perbedaan rasa pada masing-masing jenis teh tercipta dari fermentasi pada suhu tertentu yang menghasilkan enzim-enzim berbeda pembentuk rasa dan warna.

"Sebelum dikirim, kualitas teh di uji terlebih dahulu, memastikan mutu tetap baik. Petugas khusus melakukan tes ada lima orang, selalu mengikuti pelatihan rutin. Lidah kami sudah terbiasa membedakan rasa teh," jelas Elsa. (J24/Red).