Jambi, J24 - Wali Kota Jambi, Dr dr H Maulana, MKM, bersama Wakil Wali Kota, Diza Hazra Aljosha, SE, MA, beserta perwakilan Kantor ATR/BPN Kota Jambi, kolam retensi di kawasan Perumahan Griya Lingga Permai, Pall 5 Kota Jambi, Senin (13/10/2025).

Kolam retensi tersebut akan menjadi salah satu proyek strategis Pemerintah Kota Jambi dalam upaya menanggulangi banjir di kawasan Sistem Asam yang padat penduduk dan kerap terdampak setiap musim hujan.

“Alhamdulillah, masyarakat sangat mendukung program ini. Kita harapkan pembangunan kolam retensi seluas kurang lebih 9 hektare ini mampu menanggulangi banjir yang sering terjadi setiap tahun,” ujar Maulana.

Ia menegaskan, proses pengukuran dilakukan terhadap lahan yang terdampak, terdiri dari 51 sertifikat tanah, dengan 15 di antaranya merupakan rumah warga dan sisanya lahan kosong. Pemerintah akan memberikan kompensasi sesuai hak masyarakat.

Target kami bulan November sudah ground breaking agar proses penggalian bisa dimulai sebelum musim hujan. Biasanya Februari sudah mulai hujan, jadi kita harus gerak cepat,” tambah mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Manap Kota Jambi.

Salah satu warga terdampak, Risky, menyambut baik langkah tersebut. "Selama ini rumah kami selalu kebanjiran. Mau dijual pun susah karena rawan banjir. Kami sangat berterima kasih dengan program ini,” ujar mantan Wakil Wali Kota Jambi periode 2018-2023.

Proyek kolam retensi tersebut direncanakan selesai pada Mei 2026, dengan luas 83.000 meter persegi, kedalaman rata-rata 1,8 meter dan volume tampungan air 99.600 meter kubik. Total lahan yang akan dibebaskan mencapai 97.053 meter persegi (sekitar 9 hektare) dengan total anggaran Rp75 miliar, yang bersumber dari Rp45 miliar APBN, Rp25 miliar APBD Provinsi Jambi, dan Rp5 miliar APBD Kota Jambi.

Selain sebagai wadah penampungan air, kolam retensi tersebut akan dikembangkan menjadi ruang publik terpadu dengan jalur pedestrian, taman kota, area kuliner, dan arena olahraga. “Jika terealisasi, kawasan ini akan menjadi destinasi wisata baru Kota Jambi, lengkap dengan jogging track sepanjang dua kilometer dan penerangan di setiap 50 meter,” jelas suami Dr dr Hj Nadiyah Maulana, Sp.OG.

Menanggapi potensi konflik dalam pembebasan lahan, Maulana memastikan pendekatan humanis akan menjadi prioritas. “Kita lakukan komunikasi dan verifikasi dokumen kepemilikan dengan masyarakat. Semua proses harus transparan dan adil,” tegas pendiri Rumah Sakit Ibu dan Anak Annisa di kawasan Kebun Handil Kota Jambi.

Ia juga berharap pembangunan kolam retensi ini menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. “Mohon doanya agar semua berjalan lancar. Danau ini akan memperindah wajah kota, mengurangi banjir hingga 60 persen, serta mendorong pertumbuhan ekonomi warga,” tutup alumni Universitas Pakuan Bogor Jawa Barat program S3. (J24/Red).