Terpaut 220 Suara PSU, Bupati - Wabup Bungo Dedy-Dayat Resmi Dilantik Gubernur Jambi Al Haris

Pelantikan Bupati Bungo Terpilih Dedy Putra dan Wabup Tri Wahyu Hidayat dilantik oleh Gubernur Jambi Al Haris di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi pukul 10.10 WIB, Senin (26/5/2025). 

Jambi, J24-Pelantikan Bupati Bungo Terpilih Dedy Putra dan Wabup Tri Wahyu Hidayat dilantik oleh Gubernur Jambi Al Haris di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi pukul 10.10 WIB, Senin (26/5/2025). Keduanya memakai seragam pelantikan putih lengkap dengan topi kepalq daerah berlambang garuda.

Pelantikan ini sisa Pemungutan Suara Ulang (PSU) karena gugoatan Dedy Putra menang di MK. Kini semua Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi lengkap dipimpin kepala daerah periode 2025-2030, hasil Pilkada serentak 27 November 2024 lalu. 

Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jambi Luthpiah membacakan dasar Pelantikan berdasarkan telah terbitnya Keputusan Mendagri nomor 100.2.1.3.2299 tahun 2025 tanggal 21 Mei 2025 tentang pengesahan pengangkatan Bupati-Wabup Bungo hasil Pilkada serentak 2024, untuk masa jabatan 2025-2030.

Gubernur Jambi Al Haris atas nama Presiden RI menuntun Bupati dan Wabup mengucapkan sumpah janji jabatan. 

Hadir dalam pelantikan ini anggota DPR dan DPD RI Dapil Jambi Forkopimda Provinsi Jambi Kapolda Jambi Irjen Krisno Siregar, Ketua DPRD Provinsi Jambi M.Hafiz , Bupati/Walikota se-Jambi atau perwakilannya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bungo resmi menetapkan pasangan Dedy-Dayat sebagai calon terpilih pada Pilbup Bungo pasca pemungutan suara ulang (PSU). Perolehan suara pasangan calon nomor urut 1 itu Dedy - Dayat sebesar 95.845 suara mengalahkan 1 pasangan calon lainnya.


Catatan Pilkada Bungo 

Perjalanan Pilkada Bungo November 2024 menuliskan cerita yang berubah. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bungo yang digelar 27 November 2024 awalnya terlihat sederhana. Hanya dua pasangan calon maju bertarung dalam kontestasi yang ketat, bahkan hingga berujung di MK. Di satu sisi, pasangan Dedy Putra – Tri Wahyu Hidayat (Paslon 01), di sisi lain pasangan Jumiwan Aguza – Maidani (Paslon 02).

Keduanya memiliki basis suara masing-masing dan kekuatan logistik politik. Hasil rekapitulasi awal mencatat Paslon 02 unggul. Mereka meraih 95.906 suara, hanya selisih 1.124 suara lebih banyak dari Paslon 01 yang mengantongi 94.782 suara.

Perbedaan yang tipis, tapi cukup untuk menetapkan pemenang. Setidaknya, itu yang diyakini banyak orang—sampai kemudian, laporan-laporan dari sejumlah TPS mulai mencuat.

Tak terima dengan hasil tersebut, kubu Dedy-Dayat menggugat ke Mahkamah Konstitusi. Dalam dokumen permohonan perkara bernomor 173/PHPU.BUP-XXIII/2025, mereka menuding adanya pelanggaran administratif serius, pemilih tanpa identitas resmi, dan bahkan kasus surat suara yang dicoblos ganda. Total 21 TPS disebut sebagai titik pelanggaran.

Pada 24 Februari 2025, Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian permohonan Paslon 01. Dalam putusannya, MK menyatakan bahwa telah terjadi pelanggaran yang mempengaruhi hasil pemilu secara signifikan, dan memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 21 TPS.

Paslon Dedy-Dayat menang di meja konstitusi. Tapi kemenangan di MK belum mutlak karena barus ada PSU. PSU digelar pada 5 April 2025 di bawah pengawasan ketat Bawaslu, TNI-Polri, dan mata publik Bungo.

Paslon 01 memperoleh 2.424 suara tambahan dari PSU. Total suara mereka melonjak menjadi 95.845 suara. Sementara Paslon 02 yang unggul sebelumnya hanya menambah 4.074 suara, menjadikan totalnya 95.625 suara. Terpaut hanya 220 suara.

Menang tipis, namun jadi kunci. Pada 25 April 2025, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bungo menetapkan secara resmi Dedy Putra dan Tri Wahyu Hidayat sebagai pemenang Pilkada Bungo 2024.

Bagi mereka, ini adalah klimaks dari perjuangan panjang dan melelahkan di Pilkada 2024. Tapi bagi masyarakat Bungo, ini adalah awal dari sebuah harapan baru dan wajub dibuktikan dalam aksi nyata, bukan janji semata.

Profil Singkat Dedy-Dayat

Dedy Putra lahir pada 12 Desember 1972 di Sungai Arang, Kabupaten Bungo. Dedy Putra tumbuh di tengah kultur religius dan disiplin pesantren. Masa kecilnya mengecap pendidikan dasar di SD Negeri 127/II Sungai Arang.

Lalu menyambung pendidikan menengah di Pondok Pesantren Arriyadh Palembang, SMP Adhyaksa Kota Jambi, hingga Pondok Pesantren Wali Songo Ponorogo dan MAN 1 Yogyakarta.

Dunia pendidikan tinggi kemudian membawanya ke Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (S1 Hukum), dan dilanjutkan ke Universitas Jayabaya Jakarta untuk jenjang Magister Kenotariatan. Tapi pendidikan formal hanyalah fondasi. Arena politik adalah panggung sejatinya.

Dedy Putra pertama kali terjun ke parlemen tahun 1999, tepat saat gelombang reformasi membuka ruang demokrasi di daerah. 

Kariernya meroket cepat Ketua DPRD Kabupaten Bungo 2004–2009, lalu menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi dari Dapil Bungo–Tebo pada 2009. Ia juga dikenal sebagai penggerak utama Partai Amanat Nasional (PAN) di wilayah Bungo, menjabat Ketua DPD PAN dan Wakil Ketua DPW PAN Provinsi Jambi.

Figur Dedy Putra adalah representasi klasik dari politisi kader, lahir dari akar rumput, tumbuh melalui parlemen, dan kuat dalam jejaring partai. Tapi di balik itu, ia membawa satu kekuatan lain kemampuan bertahan dan membaca arah angin politik.

Sementara Tri Wahyu Hidayat, lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 8 Oktober 1983, adalah figur yang mewakili kesahajaan dan suara masyarakat bawah. 

Pendidikan dasarnya di SD Negeri Bejen III, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 4 Pelepat di Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo. Dia menyelesaikan jenjang SMA lewat Paket C di Kabupaten Kediri, sebuah pilihan yang mencerminkan kegigihan dan perjuangan personal.

Tri Wahyu Hidayat juga dikenal luas sebagai mubalig dan pendidik, memimpin Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kuamang Kuning pondok yang ia kelola tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai ruang sosial bagi santri miskin dan anak-anak yatim.

Aktif di dunia organisasi keagamaan, Tri Wahyu Hidayat menjabat Wakil Ketua PCNU Bungo dan Sekretaris Dewan Syura DPC PKB Kabupaten Bungo. Di mata publik, Tri Wahyu Hidayat bukan politisi profesional, tapi seorang tokoh moral. 

Pada kontestasi Pilkada yang semakin pragmatis, kehadirannya memberi warna, harapan akan kepemimpinan yang masih berakar pada nilai dan akhlak.(J24-Red)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar