Informasi yang diperoleh dari warga menyebutkan jika penimbunan sumur selebar 6 meter tersebut dilakukan tahun lalu. Pasca aktivitas penimbunan, awalnya warga belum merasakan dampak dari penimbunan itu, Namun setelah berjalannya waktu, saat hujan lebat dan bencana banjir kemarin, yang sebelumnya warga tidak terdampak namun akibat penimbunan aliran sungai itu, puluhan rumah warga di sana terendam banjir.
"Waktu baru ditimbun kemarin kami belum merasakan dampaknya. Tapi sewaktu ada bencana banjir kemarin, rumah kami kena banjir, baik yang di depan maupun halaman belakang. Dulu walaupun banjir lebih luas dari yang kemarin rumah kami tidak tergenang," tutur warga yang enggan namanya disebutkan saat ditemui, Sabtu (17/05/2025) kemarin.
Masih menurut warga, sungai tersebut merupakan satu-satunya jalur air jika hujan turun. Akibat ditimbun oleh Pertamina, air hujan tidak bisa mengalir, sehingga mengakibatkan beberapa rumah mengalami banjir, ungkap warga tersebut.
"Aliran sungai yang dekat jembatan itu, ditutup mati, jadi air tidak bisa mengalir. Silahkan Pertamina melakukan pengeboran sumur minyak tapi jangan tutupi aliran sungai, sekarang kami yang merasakan dampaknya," sebut warga.
Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Muarojambi dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Kumpeh Ulu-Kumpeh, Usman Khalik saat dikonfirmasi mengatakan dirinya bersama Komisi terkait akan turun ke lapangan untuk meninjau.
"Kami akan turun ke lapangan kita lihat kondisinya di sana seperti apa," yang pasti jika akibat penimbunan itu menimbulkan masalah masyarakat setempat, Pertamina wajib meninjau ulang apa yang sudah dilakukannya," ujar Anggota DPRD Kabupaten Muarojambi Fraksi PDI Perjuangan ini.
Usman Khalik juga menegaskan, bagi perusahaan yang ada, maupun yang ingin berinvestasi di Kabupaten Muarojambi hendaknya tidak mengganggu kenyamanan dan ketentraman masyarakat, apalagi sampai menimbulkan dampak banjir. Tentu itu tidak dibenarkan. "Insyaallah dalam waktu dekat ini, kami akan turun ke sana," timpalnya lagi. (J24/Red).
0 Komentar