Oleh: Rafhel Setya Pratama
Jambi, J24-Dalam tatanan sosial Minangkabau, Niniak Mamak bukan sekadar gelar adat. Ia adalah simbol kebijaksanaan, penuntun arah, dan penjaga keseimbangan antara adat, agama, dan kemanusiaan. Niniak Mamak memegang peran sentral dalam menjaga keharmonisan keluarga dan masyarakat, menjadikan mereka figur moral sekaligus pemimpin spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem matrilineal Minangkabau menjadikan saudara laki-laki dari ibu sebagai pemimpin kaum. Ia bukan hanya pelindung fisik, tetapi juga penjaga moral dan warisan budaya. Dalam kehidupan keluarga, Niniak Mamak menuntun kemenakan agar memahami batas-batas adat, menghormati orang tua, dan berperilaku sesuai prinsip “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.”
Tanggung jawab Niniak Mamak melampaui urusan pribadi. Mereka menjadi penengah dalam konflik, memastikan keadilan ditegakkan melalui musyawarah. Dalam adat, keputusan tidak boleh diambil sepihak. Niniak Mamak selalu memegang prinsip mufakat, karena bagi orang Minangkabau, kesepakatan lebih bernilai daripada kemenangan.
Peran mereka juga tampak dalam setiap upacara adat. Dari Batagak Pangulu hingga pernikahan dan kematian, kehadiran Niniak Mamak memberi legitimasi moral dan hukum adat. Mereka memastikan setiap prosesi dijalankan dengan sopan santun, selaras antara adat dan ajaran agama.
Namun, makna terdalam dari peran ini adalah keseimbangan. Niniak Mamak menjadi jembatan antara generasi, antara dunia lama dan dunia baru. Mereka mengajarkan bahwa kemajuan tanpa akar budaya akan kehilangan arah, dan adat tanpa pembaruan akan kehilangan napas. Dengan kearifan dan kesabarannya, Niniak Mamak menjadi benteng terakhir yang menjaga marwah dan nilai-nilai Minangkabau tetap hidup.(Penulis Adalah Mahasiswa sastra Minangkabau Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang).
0Komentar