Jambi, J24-Masyarakat dan pedagang kini semakin tak nyaman belanja ke Pasar Induk Angso Duo Kota Jambi. Pasalnya aksi premanisme menggunakan senjata tajam (sajam) semakin menghantui pedagang dan pengunjung. Sejak pasar induk ini dikelola oleh pihak swasta, kenyamanan pedagang dan pengunjung semakin tak kondunsif. Bahkan lapak yang disewakan kepada pedagang banyak yang kosong karena harga sewanya terlalu tinggi, dan merugikan bagi pedagang.
Mengutip dari TribunJambi.com, suasana mencekam kembali menyelimuti denyut nadi perekonomian Kota Jambi, Pasar Angso Duo. Beredar kabar mengejutkan di media sosial mengenai aksi penikaman brutal yang kali ini menyasar bagian vital, yaitu mata korban.
Peristiwa ini menambah panjang catatan kelam insiden kekerasan di salah satu pasar terbesar di Jambi tersebut. Kabar ini dengan cepat menyebar setelah diunggah oleh akun Instagram populer, @kabarkampungkito_djb.
Dalam video amatir yang dibagikan, tampak kerumunan warga dan pedagang yang berkumpul di lokasi kejadian, mencerminkan kepanikan dan kengerian atas insiden tersebut. Informasi awal dari keterangan unggahan tersebut menyebutkan betapa keji tindakan pelaku.
"Inponyo biji mato yang keno tujah… Semoga korban selamat, tetap hati-hati lor, jaman kini dak musim lagi nak bebnuh4n." tulis keterangan unggahan dilansir Tribunjambi.com pada Selasa (14/10/2025).
Pesan ini, yang berarti "Informasinya biji mata yang terkena tusuk… Semoga korban selamat, tetap hati-hati lor, zaman sekarang tidak musim lagi mau bunuh-bunuhan," seketika membangkitkan amarah dan keresahan warganet.
Hingga saat ini, baik motif di balik penikaman sadis ini maupun identitas pasti pelaku dan korban, serta waktu kejadian, masih menjadi misteri yang belum terkonfirmasi oleh pihak kepolisian.
Namun, satu hal yang pasti, insiden berdarah di Pasar Angso Duo Jambi ini bukan kali pertama terjadi, membuat area pasar kian dicap rawan. Maraknya aksi kekerasan di pasar ini memicu beragam reaksi keras dari warganet, yang menganggap Pasar Angso Duo sudah tidak aman.
"Waduh serem nian angso duo ni. Sering nian terjadi kayak gini," tulis akun @w.a**, menyiratkan bahwa kekerasan serupa sudah menjadi pemandangan yang berulang.
Beberapa warganet bahkan sempat mengabarkan adanya korban jiwa, seperti yang ditulis @prl**, "info yang saya dapat min karno kami kerjo di psar angso duo jugo,katonyo meninggal minnn." Keresahan ini juga meluas menjadi kritik terhadap kondisi keamanan Kota Jambi secara umum.
"Jambi sekarang TDK aman lagi kejahatan, pencurian, begal, gangster… ini yg terjadi dikota Jambi… Cam Mano lagi kita ko nak aman… hati hati be jgo diri lah Kito sekarang," keluh akun @nia**, mencerminkan perasaan terancam yang dirasakan warga.
Warganet pun mendesak penegak hukum untuk segera bertindak tegas. "Diusut sampai tuntas dan tangkap pelakunya jebloskan ke penjara," tuntut @ale**. Kekerasan terbaru yang menyasar mata korban ini menjadi alarm keras bagi aparat keamanan.
Masyarakat Jambi kini menanti langkah cepat dari kepolisian untuk mengungkap kasus ini dan, yang lebih penting, mengembalikan rasa aman di pusat keramaian dan perdagangan di kota tersebut.
Sebelumnya juga pernah terjadi penikaman terhadap pedagang. Sebelumnya diberitakan Tribunjambi.com, Aksi premanisme yang kerap terjadi di Pasar Angso Duo Jambi semakin meresahkan pedagang.
Mereka tidak hanya khawatir kehilangan barang dagangan, tetapi juga nyawa akibat ulah preman bersenjata tajam yang sering beraksi di kawasan itu.
Dalam setahun terakhir, tercatat satu orang tewas ditikam, satu orang kritis, dan dua lainnya harus menjalani dirawat akibat luka tikam.
Pada 14 Desember 2024, seorang pedagang telur ayam bernama Sahrul Nurdinsyah menjadi korban penikaman saat hendak menyetor uang hasil penjualan senilai Rp31 juta ke bank.
Ia sempat kritis, namun kini pulih, sementara pelaku masih buron. Kemudian, 1 Mei 2025, seorang pedagang mpek-mpek berselisih dengan preman yang berakhir dengan perkelahian.
Preman itu akhirnya tewas setelah terkena tusukan. Kasus terbaru terjadi Senin (8/9/2025) pukul 04.00 WIB, ketika dua pedagang terluka akibat berusaha menggagalkan perampokan hasil penjualan cabai.
Pelaku berhasil kabur setelah melakukan penikaman. Selain perampokan dan penganiayaan, pencurian barang dagangan juga sering terjadi, terutama saat dini hari.
Pedagang mengaku sebenarnya mengenal beberapa pelaku, tetapi enggan melapor karena pelaku tinggal tak jauh dari pasar. "Sebenarnya orang-orang sini (pedagang) tahu mereka. Cuman mau gimana," ujar pedagang yang minta tidak disebut namanya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (9/9/2025).
Pedagang menduga kuat aksi-aksi kriminal di Pasar Angso Duo dipicu kecanduan sabu. "Sudah sering sekali di sini (pencurian), apalagi subuh, pedagang kan bawa modal, itu yang mereka incar," ungkap seorang pedagang lain.
Mereka menuturkan, barang-barang dagangan seperti cabai, yang nilainya tinggi saat harga naik, kerap jadi sasaran pencurian. "Waduh, misal cabai lagi naik ini. Itu rawan dicuri. Pernah juga ada cabai yang dicuri," ujar pedagang sambil menunjuk salah satu korban.
Pedagang lainnya juga mengaku tokonya sudah berulang kali dibobol pencuri. "Kalau toko saya sudah berulang kali dibobol," katanya.
Ia tidak menampik sudah banyak korban akibat aksi premanisme di pasar tersebut. Karena itu, para pedagang mendesak adanya tindakan nyata, baik dari pengelola pasar maupun kepolisian.
Mereka meminta perlindungan bukan hanya soal barang dagangan, tetapi juga keselamatan jiwa, mengingat para preman selalu membawa senjata tajam.
"Kalau dulu (Pasar Angso Duo sebelum pindah) ada pos polisi, enggak serawan ini. Ya kalau bisa adalah pos polisi di sini," kata seorang pedagang.
Hal senada diungkapkan oleh Ruli, pedagang lain yang menilai keberadaan pos polisi sangat penting. "Ya kami sangat berharap ada pos polisi di sini. Pasti akan lebih aman," ujarnya.
Kepala Pasar Akui Aksi Premanisme Masih Marak
Menanggapi keresahan pedagang, Purnomo Sidi, Kepala Pasar Angso Duo, tidak menampik bahwa aksi premanisme masih marak terjadi.
Warganet pun mendesak penegak hukum untuk segera bertindak tegas. "Diusut sampai tuntas dan tangkap pelakunya jebloskan ke penjara," tuntut @ale**. Kekerasan terbaru yang menyasar mata korban ini menjadi alarm keras bagi aparat keamanan.
Masyarakat Jambi kini menanti langkah cepat dari kepolisian untuk mengungkap kasus ini dan, yang lebih penting, mengembalikan rasa aman di pusat keramaian dan perdagangan di kota tersebut.
Sebelumnya juga pernah terjadi penikaman terhadap pedagang. Sebelumnya diberitakan Tribunjambi.com, Aksi premanisme yang kerap terjadi di Pasar Angso Duo Jambi semakin meresahkan pedagang.
Mereka tidak hanya khawatir kehilangan barang dagangan, tetapi juga nyawa akibat ulah preman bersenjata tajam yang sering beraksi di kawasan itu.
Dalam setahun terakhir, tercatat satu orang tewas ditikam, satu orang kritis, dan dua lainnya harus menjalani dirawat akibat luka tikam.
Pada 14 Desember 2024, seorang pedagang telur ayam bernama Sahrul Nurdinsyah menjadi korban penikaman saat hendak menyetor uang hasil penjualan senilai Rp31 juta ke bank.
Ia sempat kritis, namun kini pulih, sementara pelaku masih buron. Kemudian, 1 Mei 2025, seorang pedagang mpek-mpek berselisih dengan preman yang berakhir dengan perkelahian.
Preman itu akhirnya tewas setelah terkena tusukan. Kasus terbaru terjadi Senin (8/9/2025) pukul 04.00 WIB, ketika dua pedagang terluka akibat berusaha menggagalkan perampokan hasil penjualan cabai.
Pelaku berhasil kabur setelah melakukan penikaman. Selain perampokan dan penganiayaan, pencurian barang dagangan juga sering terjadi, terutama saat dini hari. (J24-Berbagaisumber/AsenkLee)
Berita Terkait
0Komentar